Powered By Blogger

Rabu, 06 Juli 2011

makalah rokok

Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT karena kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”rokok” tepat waktu.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang dampak penyalahgunaan facebook. Yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang penyalahgunaan facebook dalam kehidupan sosial. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Guru Bahasa Indonesia yaitu Bapak Kamaluddin yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Sekuduk, 04 Maret 2011


Penyusun





DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………....ii Daftar isi………………………………………………………………………………….....iii    Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………..1
I. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………1
II.
Rumusan Masalah……………………………………………………………….1
III.
Tujuan
Bab II Pembahasan
I.
Isi Bahaya merokok
Bab III Penutup
I
Kesimpulan
II.
Saran untuk pembaca















BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu
tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan
juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan
sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai
akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002).
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bias dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi.
Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memilikipola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi dimensi tersebut.
II. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :
  • Untuk menggambarkan bahaya merokok, penyimpangan sek pada remaja, dan
bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba.

III. TUJUAN
  • Supaya pembaca lebih mengerti tentang bahaya merokok, penyimpangan sek
pada remaja, dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba.
  • Supaya pembaca menyadari bahwa merokok, penyimpangan sek pada remaja,
dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba dapat merusak tubuh
manusia




























BAB II
PEMBAHASAN
REMAJA DAN ROKOK
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing.
Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak
dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang disekitarnya.
Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya.
 Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative)
(Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang
biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka
sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
Penyebab Remaja Merokok
1. Pengaruh 0rangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia.
2. Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok.

3. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna
dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
Merokok pada umumnya sangat berbahaya pada diri kita maupun diri orang lain disekitar kita. Dalam rokok banyak mengandung Nikotin yang dapat merusak organ tubuh manusia, diantaranya yaitu Kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.












BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Pencegahan harus lebih diutamakan dari pada pengobatan
Jangan sekali kali mencoba untuk merokok karena hamper dari semua yang terjerumus berawal
dari coba coba
Pikirkan bentuk pergaulan
Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan

II. Saran  
Menekan pada pencegahan maka perlu dipikirkan upaya upaya yang lebih sungguh sungguh dan terpadu : di sekolah, di rumah dan melibatkan pihak pihak lain.





















DAFTAR PUSTAKA

Atkinson (1999). Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2001). Buku Pedoman Umum Tim
Pembina, Tim Pengarah & Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa. Direproduksi oleh Proyek Peningkatan Kesehatan Khusus APBD 2002.
Hurlock, E.B (1998).
Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo &
Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.
Kozier, B (1991). Fundamental of Nursing : Concept, Process, and Practice.
Fourth Edition. California : Addison-Wesley Publishing Company.
Mappiare, A. (1992). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Stuart & Sundeen (1998). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. 6 th. Ed.
Philadelphia: The C V Mosby.
Azwar, S. 2002. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar Offset
Kaplan dan Sadock.1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri
Klinis (Edisi ke 7, Jilid 1). Jakarta. Binarupa Aksara.
BKKBN. 2001. Remaja Mengenai Dirinya. Jakarta. BKKBN
Dep. Kesehatan RI. 1997.
AIDS di Tempat Kerja. Jakarta
UNESCO and UNAIDS. 2002. HIV/AIDS and Education: A Too/kit for Ministries of Education

Selasa, 05 Juli 2011

makalah rokok


Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT karena kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Dampak Penyalahgunaan Facebook” tepat waktu.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang dampak penyalahgunaan facebook. Yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang penyalahgunaan facebook dalam kehidupan sosial. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Guru Bahasa Indonesia yaitu Bapak Kamaluddin yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Sekuduk, 04 Maret 2011


Penyusun





DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………....ii Daftar isi………………………………………………………………………………….....iii    Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………..1
I. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………1
II.
Rumusan Masalah……………………………………………………………….1
III.
Tujuan
Bab II Pembahasan
I.
Isi Bahaya merokok
Bab III Penutup
I
Kesimpulan
II.
Saran untuk pembaca















BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu
tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan
juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan
sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai
akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002).
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bias dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi.
Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memilikipola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi dimensi tersebut.
II. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :
  • Untuk menggambarkan bahaya merokok, penyimpangan sek pada remaja, dan
bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba.

III. TUJUAN
  • Supaya pembaca lebih mengerti tentang bahaya merokok, penyimpangan sek
pada remaja, dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba.
  • Supaya pembaca menyadari bahwa merokok, penyimpangan sek pada remaja,
dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba dapat merusak tubuh
manusia




























BAB II
PEMBAHASAN
REMAJA DAN ROKOK
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing.
Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak
dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang disekitarnya.
Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya.
 Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative)
(Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang
biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka
sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
Penyebab Remaja Merokok
1. Pengaruh 0rangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia.
2. Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok.

3. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna
dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
Merokok pada umumnya sangat berbahaya pada diri kita maupun diri orang lain disekitar kita. Dalam rokok banyak mengandung Nikotin yang dapat merusak organ tubuh manusia, diantaranya yaitu Kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.












BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Pencegahan harus lebih diutamakan dari pada pengobatan
Jangan sekali kali mencoba untuk merokok karena hamper dari semua yang terjerumus berawal
dari coba coba
Pikirkan bentuk pergaulan
Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan

II. Saran  
Menekan pada pencegahan maka perlu dipikirkan upaya upaya yang lebih sungguh sungguh dan terpadu : di sekolah, di rumah dan melibatkan pihak pihak lain.





















DAFTAR PUSTAKA

Atkinson (1999). Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2001). Buku Pedoman Umum Tim
Pembina, Tim Pengarah & Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa. Direproduksi oleh Proyek Peningkatan Kesehatan Khusus APBD 2002.
Hurlock, E.B (1998).
Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo &
Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.
Kozier, B (1991). Fundamental of Nursing : Concept, Process, and Practice.
Fourth Edition. California : Addison-Wesley Publishing Company.
Mappiare, A. (1992). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Stuart & Sundeen (1998). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. 6 th. Ed.
Philadelphia: The C V Mosby.
Azwar, S. 2002. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar Offset
Kaplan dan Sadock.1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri
Klinis (Edisi ke 7, Jilid 1). Jakarta. Binarupa Aksara.
BKKBN. 2001. Remaja Mengenai Dirinya. Jakarta. BKKBN
Dep. Kesehatan RI. 1997.
AIDS di Tempat Kerja. Jakarta
UNESCO and UNAIDS. 2002. HIV/AIDS and Education: A Too/kit for Ministries of Education

drama satu babak

Drama
Suatu hari dirumah Nelly kedatangan seorang tamu yang tidak dikenal dan sedang berjualan kosmetik.
Daud: Selamat siang, Mbak
Nelly: (berjalan menuju pintu depan? Selamat siang, ada apa ya...?
Daud: Darimana ya.....(bingung)
            Dan apa-apa saja yang anda promosikan itu...?
Daud: Saya berasal dari Sambas, Saya disini (memegang alat kosmetik) menjual bedak, Pelembap, pembersih muka, lipstik, dan banyak lagi.
Nelly: Ooooohhh.......(berpikir).
            Silakan masuk dulu, Mas.
Daud: Terima kasih, Mbak (masuk, menuju ruang tamu dan duduk dikursi).
Apa anda berminat  membeli produk ini Mbak, Produk ini sangat terbatas.
Nelly: (sambil melihat-melihat alat kosmetik). Oh ya, saya mau beli lipstik, harganya
            Berapa ya Mas........???
Daud: Satu lipstik harganya Rp 45.000, jika Mbak membeli 3 kami beri harga
            Rp 100.000. Apa Mbak mau membeli lipstik ini (memaksa), beli ya Mbak.
Nelly: Iya Mas saya mau membeli lipstik itu, tapi saya beli satu saja ya Mas.
Daud: Oh iya Mbak, tidak apa-apa. Biar satu tapi Mbak tetap membeli (gelisah).
Nelly: Tunggu sebentar ya Mas.....
            (berjalan menuju kamar untuk mengambil uang dikamar, dan setibanya diruang
            Tamu Nelly sangat terkejut, herannya penjual kosmetik sudah pergi dan
            Didapatinya hp diatas meja sudah tidak ada lagi).
Nelly: Mana ya Mas-mas tadi...? (keluar rumah).
Jojon: Ada apa ya Mbak Nelly......? nampaknya sangat gelisah.



Nelly: Iya Pak, saya sangat gelisah.....
            Apa Bapak tadi ada liat Mas-mas membawa tas besar berwarna hitam yang tadi mampir dirumah saya...?
Jojon: (cemas) Ooooh...tidak ada Mbak...
            (Bertanya-tanya) emangnya ada apa ya Mbak...?
Nelly: (gelisah) gini Pak, ketika saya tadi mau membayar lipstik yang akan saya beli,
            Ternyata Mas-mas tadi sudah pergi, dan saya dapati hp saya meja sudah tidak ada Lagi.
Jojon: Oohh..hp mbak hilang...?
Nelly: (marah-marah). Iya, Pak.
            Seharusnya kita melaporkan ini Pak, sekarang desa kita sudah tidak aman lagi.
Jojon: sabar-sabar Mbak (berjalan menujunrumah Kades).
            Mari kita pergi kerumah Kades sekarang.
Nelly: Iya, Pak.
(menyesal) saya sangat menyesal karena saya mudah percaya pada orang yang saya tidak kenal. Sebaiknya tadi saya tidak mengizinkannya masuk.
Jojon: harus gimana lagi Mbak. Nasi sudah menjadi bubur.
Nelly: Terima kasih ya Pak, sudah mau membantu saya.
Jojon: Sama-sama Mbak, sesama tetangga harus saling tolong-menolong.

Daud Al-hafiz
Jojon
Nelly Nuriansih

makalah belut


Bab I
Pendahuluan
1.      Latar belakang
Belut adalah sekelompok ikan berbentuk mirip ular yang termasuk dalam suku Synbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis. Jenis-jenisnya banyak yang belum diperikan dengan lengkap sehingga angka-angka itu dapat berubah. Anggotanya bersifat pantropis (ditemukan di semua daerah tropika).
Belut berbeda dengan sidat, yang sering dipertukarkan. Ikan ini boleh dikatakan tidak memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang juga tereduksi, sementara sidat masih memiliki sirip yang jelas. Ciri khas belut yang lain adalah tidak bersisik (atau hanya sedikit), dapat bernafas dari udara, bukaan insang sempit, tidak memiliki kantung renang dan tulang rusuk. Belut praktis merupakan hewan air darat, sementara kebanyakan sidat hidup di laut meski ada pula yang di air tawar. Mata belut kebanyakan tidak berfungsi baik; jenis-jenis yang tinggal di gua malahan buta. Ukuran tubuh bervariasi. Monopterus indicus hanya berukuran 8,5 cm, sementara belut marmer Synbranchus marmoratus diketahui dapat mencapai 1,5m.
2.      Rumusan masalah
a.       Apakah binatang belut itu?.
b.      Dimanakah belut itu hidup?.
c.       Apa saja khasiat serta manfaat belut bagi kesehatan?.
3.      Tujuan
a.       Untuk mengenal binatang belut.
b.      Mengetahui habitat belut.
c.       Untuk mengetahui khasiat serta manfaat belut.
Bab II
Pembahasan
1.      Belut.
            Jenis ikan yang satu ini sangat menjijikkan bagi sebagian orang. Belut atau Eel (dlm bahasa Inggris). Walaupun dikelompokkan sebagai ikan, belut tidak suka berenang, lebih suka bersembunyi di dalam lumpur ataupun di liang (lubang) yang manjadi sarangnya. Mata belut kebanyakan tidak berfungsi dengan baik, bahkan jenis belut yang hidup di gua-gua malahan buta sama sekali. Kandungan Nutrisinya..

            Belut mentah kandungan lemaknya cukup tinggi. Tapi hal ini bisa bisa dihilangkan khususnya untuk belut yang besar karena lemak belut berada diantara daging dan kulitnya. Lemak juga bisa dihilangkan dengan cara memanggang belut sehingga lemaknya akan mencair dan keluar dr pori-pori kulitnya.
            Meski tampilannya tak menarik, bahkan sementara orang jijik melihatnya, belut merupakan makanan unggulan yang kaya berbagai zat gizi. Salah satu keunggulannya, kaya hormon kalsitonin, yang berfungsi untuk memelihara kekuatan tulang.
Licin bagaikan belut merupakan pepatah lama yang ditujukan kepada orang yang sangat licik, tetapi selalu terbebas dari segala tuntutan. Ungkapan itu merupakan sebuah pengakuan bahwa belut itu sangat licin dan sulit ditangkap. Belut (Monopterus albus) merupakan ikan darat dari keluarga Synbranchidae dan tergolong ordo Synbranchiodae, yaitu ikan yang tidak mempunyai sirip atau anggota lain untuk bergerak.
Belut mempunyai ciri-ciri badan bulat panjang seperti ular tetapi tidak bersisik, dan kulitnya licin mengeluarkan lendir. Matanya kecil hampir tertutup oleh kulit. Giginya juga kecil runcing berbentuk kerucut dan bibir berupa lipatan kulit yang lebar di sekeliling mulutnya. Belut mempunyai sirip punggung, sirip dubur, dan sirip ekor yang sangat kecil, sehingga hampir tidak terlihat oleh mata.
Jenis ikan darat ini merupakan komoditas perikanan darat yang bergerak dengan jalan melenggak-lenggokkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Habitatnya di tempat berlumpur, genangan air tawar, atau aliran air yang kurang deras.
Bentuknya yang seperti ular membuat sebagian orang enggan untuk melihatnya. Padahal, dagingnya sangat lezat dan dapat diolah menjadi berbagai makanan yang bergizi tinggi. Selain itu, belut juga memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan.
2.      Jenis Belut
Di Indonesia terdapat tiga jenis ikan belut, yaitu belut sawah (Monopterus albus Zuieuw), belut rawa (Synbranchus bengalensis Mc. Clell), dan belut bermata sangat kecil (Macrotema caligans Cant). Belut sawah merupakan jenis yang paling dikenal di Indonesia, sedangkan belut rawa jumlahnya terbatas sehingga kurang begitu dikenal.
Ikan belut sawah mempunyai bentuk tubuh panjang dan bulat seperti ular, tetapi tidak bersisik dan matanya kecil. Panjang seekor belut berkisar antara 10 cm hingga 3 m, dengan berat yang sangat bervariasi, dari ratusan gram hingga ada yang mencapai 65 kg.
Penangkapan belut sama seperti cara menangkap ikan lainnya, yaitu dengan peralatan antara lain bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, serta pancing atau kail. Cara lainnya adalah dengan mengeringkan air kolam, sehingga belut mudah diambil.
Distribusi geografis belut cukup luas mencakup Asia Tenggara, Cina, dan Indonesia (Pulau Jawa, Madura, Bali, dan Sumatera). Di Indonesia, selain untuk pemenuhan pasar lokal, belut juga merupakan salah satu komoditas ekspor. Untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat jumlahnya, saat ini budi daya belut sudah mulai banyak dilakukan oleh petani.
Dilihat dari komposisi gizinya, belut mempunyai nilai energi yang cukup tinggi, yaitu 303 kkal per 100 gram daging. Nilai energi belut jauh lebih tinggi dibandingkan telur (162 kkal/100 g tanpa kulit) dan daging sapi (207 kkal per 100 g).  Hal itulah yang menyebabkan belut sangat baik untuk digunakan sebagai sumber energi.
3.      Khasiat belut
Nilai protein pada belut (18,4 g/100 g daging) setara dengan protein daging sapi (18,8 g/100g), tetapi lebih tinggi dari protein telur (12,8 g/100 g). Seperti jenis ikan lainnya, nilai cerna protein pada belut juga sangat tinggi, sehingga sangat cocok untuk sumber protein bagi semua kelompok usia, dari bayi hingga usia lanjut.
Protein belut juga kaya akan beberapa asam amino yang memiliki kualitas cukup baik, yaitu leusin, lisin, asam aspartat, dan asam glutamat. Leusin dan isoleusin merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga kesetimbangan nitrogen pada orang dewasa.
Leusin juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot. Asam glutamat sangat diperlukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan asam aspartat untuk membantu kerja neurotransmitter.
Tingginya kadar asam glutamat pada belut menjadikan belut berasa enak dan gurih. Dalam proses pemasakannya tidak perlu ditambah penyedap rasa berupa monosodium glutamat (MSG).
Kandungan arginin (asam amino nonesensial) pada belut dapat memengaruhi produksi hormon pertumbuhan manusia yang populer dengan sebutan human growth hormone (HGH). HGH ini yang akan membantu meningkatkan kesehatan otot dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan bahwa arginin berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara.
Kaya Mineral dan Vitamin Belut kaya akan zat besi (20 mg/100 g), jauh lebih tinggi dibandingkan zat besi pada telur dan daging (2,8 mg/100g). Konsumsi 125 gram belut setiap hari telah memenuhi kebutuhan tubuh akan zat besi, yaitu 25 mg per hari. Zat besi sangat diperlukan tubuh untuk mencegah anemia gizi, yang ditandai oleh tubuh yang mudah lemah, letih, dan lesu.
Zat besi berguna untuk membentuk hemoglobin darah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen tersebut selanjutnya berfungsi untuk mengoksidasi karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi untuk aktivitas tubuh. Itulah yang menyebabkan gejala utama kekurangan zat besi adalah lemah, letih, dan tidak bertenaga. Zat besi juga berguna untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
Belut juga kaya akan fosfor. Nilainya dua kali lipat fosfor pada telur. Tanpa kehadiran fosfor, kalsium tidak dapat membentuk massa tulang. Karena itu, konsumsi fosfor harus berimbang dengan kalsium, agar tulang menjadi kokoh dan kuat, sehingga terbebas dari osteoporosis. Di dalam tubuh, fosfor yang berbentuk kristal kalsium fosfat umumnya (sekitar 80 persen) berada dalam tulang dan gigi.
Fungsi utama fosfor adalah sebagai pemberi energi dan kekuatan pada metabolisme lemak dan karbohidrat, sebagai penunjang kesehatan gigi dan gusi, untuk sintesis DNA serta penyerapan dan pemakaian kalsium. Kebutuhan fosfor bagi ibu hamil tentu lebih banyak dibandingkan saat-saat tidak mengandung, terutama untuk pembentukan tulang janinnya.
Jika asupan fosfor kurang, janin akan mengambilnya dari sang ibu. Ini salah satu penyebab penyakit tulang keropos pada ibu. Kebutuhan fosfor akan terpenuhi apabila konsumsi protein juga diperhatikan.
Kandungan vitamin A yang mencapai 1.600 SI per 100 g membuat belut sangat baik untuk digunakan sebagai pemelihara sel epitel. Selain itu, vitamin A juga sangat diperlukan tubuh untuk pertumbuhan, penglihatan, dan proses reproduksi.
Belut juga kaya akan vitamin B. Vitamin B umumnya berperan sebagai kofaktor dari suatu enzim, sehingga enzim dapat berfungsi normal dalam proses metabolisme tubuh. Vitamin B juga sangat penting bagi otak untuk berfungsi normal, membantu membentuk protein, hormon, dan sel darah merah.

Bab III
Penutup
1.            Kesimpulan
            Seperti pada jenis ikan lain, belut juga mengandung asam lemak omega 3. Kadar omega 3 pada lemak ikan, termasuk belut, sangat bervariasi tetapi berkisar antara 4,48 persen sampai dengan 11,80 persen. Kandungan omega 3 pada ikan, tergantung kepada jenis, umur, ketersediaan makanan, dan daerah penangkapan.
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa bagian tubuh ikan memiliki lemak dengan komposisi omega 3 yang berbeda-beda. Kadar omega 3 pada bagian kepala sekitar 12 persen, dada 28 persen, daging permukaan 31,2 persen, dan isi rongga perut 42,1 persen (berdasarkan berat kering).
2.      Saran.
            Dengan dibuatnya makalah ini, kita dapat mengetahui khasiat dan manfaat belut yang mungkin selama ini kita anggap menjijikan. Oleh karena itu, mulai ini kita tidak perlu untuk mengkonsumsi belut lagi.